Wednesday, October 6, 2010
Kisah Bidadari Aasyura
Athiah bin Khalaf adalah seorang saudagar Mesir terkenal. Semula ia kaya raya, namun belakangan jatuh pailit. Satu-satunya kekayaan yang masih tertinggal padanya adalah sepasang busana yang dikenakannya.
Pada Asyura, 10 muharram, Athiah bin Khalaf menunaikan shalat subuh di masjid Amru bin Ash. Ketika ia sedang duduk sendirian disalah satu sudut masjid, datanglah seorang ibu bersama beberapa orang anak yang masih kecil-kecil.
“ Tuan, tolong lepaskanlah aku dan anak-anakku dari kesulitan hidup. Suamiku telah meninggal tanpa mewariskan apa-apa. Pekerjaan meminta-minta baru aku lakukan sekali ini. Aku juga keluar rumah karena terpaksa. Tolonglah tuan.”
Sejenak Athiah berpikir,apa yang mesti diberikan pada wanita itu? Sedangkan ia sendiri tidak memiliki apa-apa, kecuali busana yang melekat di badan. Jika pakaian ini kusumbangkan, akan terbukalah auratku, pikirnya. Tapi jika kutolak permintaannya, bagaimana nanti kata Rasulullah saw terhadapku.
“ Baiklah, ikut aku ke rumah,” ajak Athiah lembut. Sesampai di rumah ia menyuruh wanita tersebut menunggu diluar. Setelah melepas busananya, Athiah menyerahkan kepada wanita itu dari balik pintu.
“ Mudah-mudahan Allah SWT memberi tuan pakaian dan perhiasan dari surga. Tuan tidak akan lagi memerlukan bantuan dari orang lain selama hidup.”
IlustrasiAthiah sangat gembira mendengarnya. Setelah itu ia hanya mengunci diri dalam kamar. Ia berzikir siang malam. Sampailah pada suatu malam ia bermimpi melihat seorang bidadari yang cantik molek. Tangan kiri bidadari itu memegang apel beraroma harum dan setelah dibelah keluarlah sejumlah perhiasan surga.bidadari itu mengenakan perhiasan surga kepada Athiah, lantas duduk menghiburnya.
“ Siapakah engkau? ” Tanya Athiah.
“ Saya Aasyura, istri engkau dalam surga ini,” jawab bidadari itu.
“ Bagaimana saya bisa mendapatkan kebahagiaan seperti ini? ”
“ Berkat doa wanita yang engkau tolong kemarin.”
“ Athiah tersentak. Ia bangun dari tidurnya dengan riang gembira. Lantas mengambil air wudhu dan shalat dua rakaat, sebagai pernyataan syukur kepada Allah SWT. Usai shalat, Athiah bin Khalaf berdoa. “ Ya Allah, andai benar mimpiku tadi dan bidadari itu yang akan menjadi istriku, cabutlah nyawaku sekarang juga, supaya aku segera mendapatkannya. ”
Belum sampai ia menutup doanya, Allah mengabulkan permintaannya. Pada waktu itulah Athiah meninggal dunia.
Sumber : Sedekah Membuka Pintu Surga Oleh Syamsul Rijal Hamid – Cahaya Salam.
subhanallah...siapalah aku didepan Tuhanku..